“Ada sampah daun itu kan setiap hari terproduksi dari taman-taman yang ada di Kota Bandung, tapi kan mudah dan tidak terlalu berat nanti kita kuburkan justru jadi pupuk, di tambah sampah sampah bekas makanan yang di sebut secara umum organik, jadi kalo anorganik tidak ada yang di kubur,” tegasnya.

Sampai menunggu ada solusi tepat, Pemkot Bandung kata Ema setiap hari akan menimbun sampah-sampah organik dan dedaunan. Lobang itu nantinya dikasih jarak setengah meter untuk nanti ditutup lagi, kemudian akan mencari titik yang lain.

“Kan ini tidak akan menimbulkan bau apapun kalo sudah di kubur mah, kalo sekarang kita ekstrem justru di tumpuk yang organik pasti akan menimbulkan dampak bau, kita juga menyadari itu. Nah yang anorganik kita akan undang para pemulung dari pada mereka jalan-jalan di kota mending di tarik kesini, saya perintahkan dari DLH mana yang ada nilai ekonominya, silahkan di bawa sama mereka, yang residiu nya memang masih urusan kita nanti kita pikirkan, dan kita berdoa mudah-mudahan Sarimukti katanya hari jumat sudah bisa operasional,” harap Ema.

Selain membuat lubang Ema pun mengkui bahwa hari ini  sedang penjajakan ke TPA Pasir Impun, ia sudah menugaskan Sekdis DLH.

“Tadi pagi alhamdulillah saya sudah berkomunikasi dengan pa Kasdam Brigjen Agus konon katanya sekarang sedang di lapangan, ini fotonya sudah saya terima, mudah-mudahan itu layak, kalo itu layak untuk pembuangan sementara, ini kita kan sudah mulai ada jalan keluar dan sekarang sampah-sampah yang ada di pinggir jalan yang ekstrem sedang bertahap seperti sekarang siang ini saya minta bereskan,” tuturnya.

Bahkan tumpukan yang di jalan Ahmad Yani Cineunying Kidul akan ditarik, sedang untuk yang di jalan Jamika diakuinya sudah beres.

“Nanti, kalau ini sudah ada pengangkutan, yang di Tegalega akan di angkut ke Sarimukti, dari pada semua ini numpuk di jalan, karena TPS kan sekarang sudah gak sanggup  menampung, dan  masyarakat mengelola sendiri dirumah juga perlu proses. Tetapi kita terus dorong masyarakat mandiri sesuai kemampuan,” imbuhnya.

Camat dan Lurah pun kata Ema sedang didorong, supaya terus edukasi masyarakat supaya bisa menangani permasalahan di wilayah semaksimal mungkin.

Lobang yang disiapkan di Lapangan Tegalleg sendiri, saat ini baru ada enam, dan bila di sebelah utara masih ada ruang akan digali lagi.

Dan untuk rencana pembangunan PLTSA diakui Ema, pihaknha  sudah berkirim surat ke PT Brill tapi belum ada jawaban.

“Kan masih bril yang memenangkan, ini akan diteruskan atau tidak? intinya gitu, kalau tidak tentunya kita berharap yang pertama yang Legok Nangka saya dengar dari pak Gubernur itu sekitar dua tahun 2025 nunggunya saya juga belum tentu masih hidup kita tidak tahu. Kita juga sudah ada penawaran dari ITB juga saya  pernah ngobrol dengan Prof. Zaenal Abidin beliau pakar dibidang itu cuman saya lupa nama istilahnya apa,” tutupnya.

Rizki Oktaviani
Editor