“Untuk yang marah hanya 50 orang. Kami menyimpulkan sosialisasi bisa efektif ketika bertemu langsung dengan pelanggan satu satu dijelaskan. Tapi saya amati bulan kedua ini sudah tidak ada yang bertanya mereka membayar saja, tapi terus terang saya pasti dukung pak wali apapun kebijakan yang akan diputuskan karena beliau juga sebagai owner Tirtawening” bebernya, seraya mengucapkan terima kasih kepada pelanggan setianya yang meski tarif naik namun tetap membayar.

“Sekali lagi saya sampaikan, saya pasti akan dukung apa yang menjadi kebijakan pak wali karena dalam hal ini tentunya bicara tentang biaya air minum atau biaya yang harus dikeluarkan masyarakat untuk air minum bukan hanya bicara tentang mahal atau berapa tarif nya tetapi juga yang sekarang ramai dibicarakan karena inflasi katanya, atau hal hal lain yang saya juga tidak terlalu paham karena saya fokus hanya dalam bagaimana biaya operasional itu bisa dipenuhi dengan baik agar bisa memberikan pelayanan yang optimal,” tuturnya.

Kenaikan tarif ini lanjut Sonny memang harus dilakukan, pasalnya nilai invetasi dan lamanya tidak melakukan kenaikan menjadi beban berat terlebih ada 14% atau sekitar 19.000 pelanggan yang tidak bayar sama sekali.

“Makanya saya sudah minta ke direktur umum dan direktur pelayanan untuk segera Febuari ini melakukan langkah-langkah kepada yang tidak membayar. Ya sesuai regulasi, 2 bulan tidak bayar ditertibkan karena ini membebani kita,” jelasnya.

Lanjut Sonny, untuk masalah ada komponen baru didalam rekening air yakni biaya air limbah, selama ini tidak berbayar alias gratis dan itu pun menjadi beban.