Misalnya, saat sedang stress berat atau habis putus cinta, makanan manis atau gurih terasa seperti teman terbaik yang bisa menghibur hati.

Namun, masalahnya adalah makan berlebihan akibat lapar emosi bisa menyebabkan kenaikan berat badan yang tidak diinginkan. Hal ini terjadi karena makanan dikonsumsi bukan untuk memenuhi kebutuhan tubuh, melainkan untuk meredakan emosi.

Jadi, kalau terlalu sering menuruti lapar emosi, bukan cuma berat badan yang naik, tapi kesehatan mental kita juga bisa ikut terganggu karena rasa bersalah yang datang setelahnya.

Panduan Praktis: Kapan Lapar Emosi Bisa Diterima, dan Kapan Harus Diatasi dengan Cara Lain?

Sebetulnya, sesekali makan karena lapar emosi itu wajar kok! Kita semua butuh comfort food, terutama saat sedang menghadapi masa-masa sulit. Tapi, ada baiknya kamu tahu kapan sinyal lapar ini bisa diterima dan kapan perlu dikendalikan.

  1. Lapar Emosi yang Boleh Dituruti:
    • Mood Booster Sementara: Kalau kamu merasa down dan butuh mood booster cepat, misalnya menikmati secangkir cokelat panas atau sepotong kecil kue favoritmu, itu nggak masalah. Kadang-kadang sedikit gula atau rasa manis bisa membantu mengembalikan semangat, asal tidak jadi kebiasaan setiap hari.
    • Perayaan Kecil: Kadang, lapar emosi muncul karena kita ingin merayakan sesuatu, seperti saat mendapat pencapaian atau menyelesaikan tugas berat. Dalam kasus ini, mengizinkan diri untuk menikmati makanan favorit bisa jadi bentuk self-reward yang sehat.
  2. Lapar Emosi yang Sebaiknya Diatasi dengan Cara Lain:
    • Saat Sedih atau Marah: Kalau kamu makan setiap kali sedang sedih atau marah, ini bisa jadi kebiasaan yang kurang baik. Cari cara lain untuk mengatasi emosi, seperti menulis jurnal, curhat ke teman, atau melakukan aktivitas fisik ringan.
    • Makan karena Bosan: Jika lapar muncul hanya karena bosan, lebih baik alihkan perhatian ke hal lain. Cobalah cari kegiatan baru seperti membaca, menonton film, atau mencoba hobi kreatif yang bisa mengalihkan rasa bosanmu tanpa harus ngemil.

Cara Menetapkan Batasan: Makan untuk Kenyamanan vs Makan untuk Kebutuhan Fisik

Salah satu cara untuk menjaga keseimbangan adalah dengan menetapkan batasan yang jelas antara makan untuk kenyamanan dan makan untuk kebutuhan tubuh.

Ananditha Nursyifa
Editor