“Akibatnya, modernisasi sering diartikan sebagai westernisasi, bahkan kadang-kadang diartikan sebagai tuntutan eksklusifikasi parokial yang justru mengutuk modernisme dan mendekatkan pada puritanisme fundamental yang suicidal,” tutur Prof Didi usai acara di Aula Mandalasaba, lantai 5 Paguyuban Pasundan, di Jalan Sumatera 41 Bandung, Selasa (20/8/2024).

Kata Didi, ada empat krisis yang terjadi pada masyarakat Jawa Barat, masyarakat sunda khususnya. Pertama adalah krisis menggunakan bahasa sunda.

 

“Dengan adanya penghargaan Sastra Rancage seperti ini diharapkan bisa merangsang motivasi kita semua, karena bagaimanapun juga bahasa itu adalah ciri khas bangsa atau identitas bangsa. Kalau bahasanya hilang tentu suku bangsa itu akan hilang dan dalam detik itulah Paguyuban Pasundan perlu bekerja sama dengan Yayasan Rancage karena Rancage itu adalah mitra sabaraya rasa dengan Paguyuban Pasundan dengan misinya yang sama,” tegasnya.

Kedua, saat ini terjadi krisis simbol di Jabar. Padahal menurutnya, simbol-simbol inilah yang wajib kita munculkan, salah satunya Bahasa. Ketiga krisis kesuku-bangsaan , sehingga dengan adanya kegiatan tersebut memperlihatkan jika tidak ada sukuisme. Namun justru bersama-sama membangun bangsa.

Berikutnya adalah krisis Pendidikan moral, mantan Rektor Unpas ini menyebutkan jika kemajuan pendidikan saat menakjubkan.