Di satu sisi, haus validasi memang fenomena modern yang diperparah oleh teknologi. Namun, di sisi lain, ini juga bagian dari kebutuhan dasar manusia untuk merasa diterima.
Menurut Abraham Maslow dalam teori hierarki kebutuhannya, kebutuhan akan pengakuan berada di level yang cukup tinggi setelah kebutuhan fisiologis dan keamanan.
Namun, zaman dulu, validasi lebih sering diperoleh melalui interaksi langsung, seperti pujian dari keluarga atau tetangga.
Sekarang, kita bergantung pada layar kaca dan orang asing yang belum tentu peduli. Jadi, meski kebutuhan ini alami, cara kita memenuhinya yang perlu dievaluasi.
Psikologi memandang bahwa kebutuhan validasi adalah bagian dari self-esteem (harga diri). Ketika kita merasa dihargai, kita cenderung lebih percaya diri dan bahagia. Namun, masalah muncul saat validasi eksternal menjadi satu-satunya sumber kebahagiaan.
Menurut Carl Rogers, seorang psikolog terkenal, manusia akan berkembang secara optimal jika mendapatkan “unconditional positive regard” atau penghargaan tanpa syarat.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan