- Tetapkan Batas Waktu yang Jelas Salah satu trik utama untuk menjaga work-family balance adalah disiplin waktu. Set batasan jam kerja yang tegas, dan patuhi itu! Misalnya, setelah pukul 18.00, jangan buka email kantor atau WhatsApp grup kerja. Dedikasikan waktu setelah jam kerja untuk sepenuhnya bersama keluarga. Dengan begitu, kamu bisa tetap fokus ke pekerjaan saat dibutuhkan dan tidak merasa bersalah karena mengabaikan keluarga.
- Manfaatkan Teknologi dengan Bijak Teknologi memang memudahkan hidup, tapi kalau tidak digunakan dengan bijak, justru bisa jadi bumerang. Gunakan teknologi seperti aplikasi time management atau to-do list untuk mempermudah pengaturan kerja, bukan untuk menghabiskan waktu di depan layar lebih lama. Sebaliknya, manfaatkan juga teknologi untuk menciptakan momen berkualitas bersama keluarga, seperti video call dengan keluarga yang jauh atau bermain game online bersama anak.
- Prioritaskan Komunikasi Terbuka Baik di rumah maupun di tempat kerja, komunikasi yang jujur dan terbuka adalah kuncinya. Sampaikan kebutuhanmu kepada atasan atau rekan kerja, misalnya jika kamu butuh lebih banyak waktu untuk keluarga. Di sisi lain, berkomunikasi juga penting di rumah. Jika ada pekerjaan yang mendesak, diskusikan dengan pasangan atau anak, supaya mereka juga memahami situasimu.
- Ciptakan Rutinitas Rileks Setelah Kerja Setelah seharian disibukkan dengan kerjaan, penting untuk punya ritual unwind atau kegiatan yang bikin rileks. Misalnya, sebelum benar-benar masuk ke mode “keluarga”, kamu bisa luangkan waktu 15-30 menit untuk meditasi, jalan-jalan singkat, atau mendengarkan musik favorit. Ini akan membantu kamu melepaskan stres dari pekerjaan dan lebih siap untuk terlibat secara emosional dengan keluarga.
- Jangan Takut Bilang ‘Tidak’ Di tempat kerja, sering kali kita merasa harus mengiyakan semua permintaan tugas atau proyek baru. Tapi, untuk menjaga keseimbangan, kamu harus belajar untuk sesekali mengatakan ‘tidak’ pada pekerjaan yang bisa menambah beban. Begitu juga di rumah, penting untuk menjaga diri dari overload aktivitas keluarga yang juga bisa menguras tenaga.
Halaman
Tag Terkait:
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan