Kalau pekerjaan terus-menerus mendominasi hidup kita, bukan hanya fisik yang lelah, tapi mental kita juga bisa terkena dampaknya—bahkan burnout pun bisa muncul.

Tapi di sisi lain, jika kita bisa menjaga keseimbangan, kita tidak hanya akan merasa lebih bahagia, tetapi juga lebih produktif di kedua sisi: pekerjaan dan keluarga.

Pentingnya Menjaga Work-Family Balance untuk Kesehatan Mental

Ilustrasi stress karena harus bekerja sekaligus mengurusi rumah tangga – Ist

Bukan rahasia lagi kalau pekerjaan yang terus-menerus tanpa henti bisa bikin stres dan berujung pada burnout.

Makanya, menjaga work-family balance yang sehat bukan hanya soal prioritas waktu, tetapi juga untuk menjaga kesehatan mental kita.

Stres dari pekerjaan bisa menumpuk jika tidak dikelola dengan baik, dan ini bisa merembet ke kehidupan keluarga.

Sebaliknya, waktu yang dihabiskan bersama keluarga dengan penuh perhatian dapat meningkatkan kebahagiaan, kepuasan hidup, dan mengurangi risiko stres.

Jadi, menyeimbangkan antara kedua aspek ini juga punya efek domino positif buat kualitas hidup kita secara keseluruhan.

Teknologi: Solusi atau Tantangan?

Ilustrasi work-family balance – Ist

Di satu sisi, teknologi membuat pekerjaan jadi lebih fleksibel dan efisien. Namun, tanpa batasan yang jelas, kamu bisa terus-terusan terjebak dalam pekerjaan, bahkan ketika sudah di rumah. Lalu, bagaimana caranya supaya teknologi bisa jadi solusi, bukan masalah?

  • Matikan Notifikasi: Jika kamu sedang bersama keluarga, matikan notifikasi pekerjaan di smartphone atau laptopmu. Ini akan membantumu untuk lebih fokus dan hadir di momen bersama mereka.
  • Gunakan Aplikasi Time-Tracking: Aplikasi seperti RescueTime atau Toggl bisa membantu memantau seberapa banyak waktu yang kamu habiskan untuk tugas-tugas pekerjaan. Ini bisa jadi pengingat kalau kamu sudah terlalu lama ‘terjebak’ di pekerjaan dan perlu beralih ke keluarga.

5 Kebiasaan Harian untuk Mencapai Work-Family Balance yang Sehat

Ilustrasi bekerja sambil mengurus anak – Freepik
Ananditha Nursyifa
Editor