Saatnya Belajar Menikmati Proses!

Coba deh pikirin pertanyaan ini pas habis date:

  • Apa aku merasa bisa jadi diri sendiri tadi?

  • Apa dia bikin aku merasa dihargai?

  • Apa obrolan kami nyambung dan gak dipaksain?

  • Apa aku pengen tahu lebih banyak tentang dia?

Kalau jawabannya ya, walaupun nggak ada kembang api di kepala, mungkin dia worth a second date.

Cara Keluar dari Pola “Spark Addiction”

Nah tapi.. kalau kamu masih dilema dan ngerasa sering banget tertarik sama orang karena spark, lalu kecewa pas kenyataannya nggak seperti ekspektasi, mungkin kamu butuh reprogram mindset. Ini beberapa langkah kecil yang bisa dicoba:

  • Stop cari sensasi instan. Fokus ke obrolan, nilai-nilai, dan vibe-nya.

  • Kasih waktu! Kadang chemistry butuh beberapa pertemuan untuk muncul.

  • Bedain antara nyaman dan bosan. Nyaman itu tenang, bukan flat.

  • Jangan langsung swipe left karena gak “klik” dalam 5 menit.

Spark Boleh, Tapi Slow Burn Lebih Berarti lho!

Jatuh cinta itu bukan soal seberapa cepat kamu merasa klik, tapi seberapa dalam kamu bisa tumbuh bersama seseorang. Spark bisa jadi awal, tapi bukan segalanya. Slow burn mungkin nggak dramatis, tapi justru lebih tulus dan tahan lama.

Jadi, next time kamu kencan dan gak ngerasa ada spark, jangan langsung cabut. Coba kenali dia lebih jauh. Bisa jadi itu bukan sekadar kencan biasa, tapi awal dari kisah slow burn yang justru tahan lama dan bikin kamu merasa lebih grounded.

Karena cinta sejati nggak harus langsung bikin jantung deg-degan. Kadang, cinta sejati itu terasa kayak… pulang ke rumah. 🌿


Kalau kamu pernah ngalamin slow burn relationship atau justru masih ngerasa harus ada spark dulu biar yakin, yuk cerita di kolom komentar! Atau share artikel ini ke temen kamu yang suka bilang, “Tapi kok aku nggak ngerasa klik ya?”—biar mereka juga dapet perspektif baru 💌

Ananditha Nursyifa
Editor