“Pada 7 Juni 2024 atau 29 Zulkaidah 1445, di seluruh wilayah Indonesia, ketinggian hilal berada di atas ufuk antara 7° 15.82′ (tujuh derajat lima belas koma delapan puluh dua menit) sampai 10° 41.09′ (sepuluh derajat empat puluh satu koma sembilan menit), dengan sudut elongasi antara 11°34.83′ (sebelas derajat tiga puluh empat koma delapan puluh tiga menit) sampai 13°14.47′ (tiga belas derajat empat belas koma empat puluh tujuh menit). Hal tersebut sudah memenuhi kriteria yang telah ditentukan MABIMS,” kata Adib dikutip dari laman resmi Kemenag RI.
Hasil perhitungan rukyat penentuan awal bulan Dzulhijjah ini sama dengan hasil menggunakan metode wujudul hilal. Penentuan awal bulan Dzulhijjah menggunakan metode wujudul hilal sendiri telah dilakukan dan ditetapkan melalui Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah.
Usai ditetapkannya 1 Dzulhijjah melalui sidang isbat yang jatuh pada 8 Juni 2024 ini maka untuk perayaan Hari Raya Idul Adha pada 10 Dzulhijjah akan jatuh pada tanggal 17 Juni 2024.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan