“Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menjalin silaturahmi antarrelawan serta meningkatkan soliditas dan kompetensi mereka saat bertugas di lapangan,” ujar Eka.

Eka menegaskan, meskipun sebagian peserta bukan tenaga kesehatan, penting bagi mereka memiliki standar kemampuan dasar dalam penanganan kegawatdaruratan. Hal ini demi memastikan masyarakat yang membutuhkan pertolongan ditangani oleh orang yang tepat.

Pembinaan ini juga menjadi bagian dari komitmen Dinas Kesehatan Kota Bandung dalam meningkatkan kualitas layanan darurat di masyarakat. Narasumber dalam kegiatan ini berasal dari Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK), Program Studi Keperawatan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dengan lima pemateri yang kompeten di bidangnya.

Eka menambahkan, pembinaan ini menyasar dua kategori relawan: relawan baru dan relawan yang sudah berpengalaman.

“Relawan kesehatan baru wajib menjalani pelatihan dan sertifikasi sebelum turun langsung ke lapangan. Sedangkan relawan lama tetap perlu mengikuti pelatihan penyegaran untuk memperbarui keterampilan mereka,” katanya.