Caranya? Jual sate dari daging burung gagak kepada… para demit! Iya, kamu nggak salah dengar. Mereka bukan jualan sate buat manusia, tapi buat makhluk gaib yang kelaparan di dunia lain. Aneh? Jelas. Tapi di situlah keunikan film ini.
Awalnya, usaha mereka justru sukses besar. Para demit antre panjang buat beli sate gagak, dan trio sahabat itu mendadak jadi kaya raya. Namun, seperti pepatah klasik, “segala yang terlalu manis pasti ada pahitnya.” Dari sinilah petaka mulai mengintai. Rasa lapar dan kerakusan para demit berubah jadi teror yang menghantui kehidupan mereka.
Hantu Lokal, Komedi Lokal, Cerita yang Menggelitik
Trailer perdananya langsung viral karena menampilkan adegan yang unik: pocong, genderuwo, hingga kuntilanak antre dengan sabar di warung sate gagak! Pemandangan absurd itu justru jadi daya tarik utama film ini — menghadirkan humor di tengah kengerian khas horor Indonesia.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan