“Dia bilang sebelumnya ia melamar pekerjaan melalui Jobstreet, dengan nama perusahaan A dan lokasi di Jakarta, dan di Jobstreet disebutkan bahwa pelamar tidak dikenai biaya apapun,” jelas Achmad.

Namun, ketika dia menerima panggilan untuk wawancara, dia menyadari bahwa alamat dan nama perusahaan yang tertera dalam panggilan tersebut berbeda dengan informasi yang dia lihat di aplikasi Jobstreet.

“Alamat perusahaan tersebut ternyata berada di Bekasi dan nama PT-nya juga berbeda dari yang dia apply di Jobstreet,” tambahnya.

Gira mengungkapkan kepada Ahmad bahwa dia merasa seperti ditahan di dalam Ruko oleh HRD (Human Resources Department). Bahkan saat dia datang untuk melamar kerja, dia langsung dipaksa membayar Rp 1,5 juta sebagai biaya administrasi.

Meskipun takut, Gira berharap bahwa dengan membayar biaya tersebut, dia memiliki peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Akibatnya, dia merelakan uang sebesar Rp 350 ribu untuk membayar biaya tes.

Ananditha Nursyifa
Editor