Ibaratnya kayak “tamneng” yang kita pakai biar nggak terlalu terluka saat menghadapi kenyataan yang sulit.
Mekanisme ini sebenarnya normal dan kadang malah membantu, tapi kalau dipakai berlebihan, bisa jadi boomerang, lho.
Jenis-Jenis Defense Mechanism yang Sering Digunakan
Ada banyak jenis defense mechanism, tapi ini dia beberapa yang paling umum:
- Denial (Penyangkalan)
“Ah, nggak kok, aku nggak marah sama dia.” Padahal, di dalam hati kamu lagi kesal banget. Denial ini biasanya muncul karena kita nggak siap menerima kenyataan yang nggak sesuai harapan. - Repression (Penekanan)
Ini adalah mekanisme di mana kamu “mengubur” ingatan atau perasaan yang menyakitkan jauh ke alam bawah sadar. Tapi, hati-hati! Suatu saat bisa “meledak” kalau nggak diproses dengan benar. - Projection (Proyeksi)
Pernah nggak kamu nuduh orang lain egois, padahal sebenarnya kamu sendiri yang lagi egois? Nah, itu contoh proyeksi. - Displacement (Pengalihan)
Misalnya, kamu marah sama bos di kantor, tapi nggak bisa melampiaskannya. Jadi, kamu malah marah-marah sama keluarga di rumah. - Sublimation (Sublimasi)
Mekanisme ini sebenarnya cukup positif. Contohnya, kamu menyalurkan rasa frustrasi jadi karya seni atau olahraga. Tapi kalau terlalu sering, kamu bisa kehilangan kesempatan buat benar-benar menghadapi masalah.
Tanda-Tanda Kamu Terlalu Sering Menggunakan Mekanisme Pertahanan Diri
Halaman
Tag Terkait:
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan