Ginanjar Saputra, seorang lulusan Sastra Inggris dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Diponegoro (Undip) Semarang angkatan 2010, merupakan contoh nyata dari mahasiswa yang memilih jalur nonskripsi.
Pada tahun kelulusannya pada tahun 2015, Ginanjar memilih opsi tersebut yang memungkinkannya untuk mengambil tiga mata kuliah tambahan dengan total enam SKS.
Meskipun demikian, pilihan ini berarti bahwa ia harus menyelesaikan final projek sebagai pengganti skripsi.
Ginanjar menjelaskan bahwa ketiga mata kuliah tambahan yang harus diambil berkaitan dengan pendidikan keguruan, jurnalistik, dan wirausaha.
Dia kemudian memilih untuk mengerjakan final projek dalam bentuk review buku. Salah satu perbedaan utama antara final projek dan skripsi adalah panjang halaman.
Karya final projeknya memiliki kurang dari 30 halaman, dan yang membedakannya lagi adalah bahwa dalam final projek tidak diperlukan penerapan metodologi yang umumnya ditemukan dalam skripsi, meskipun teori masih tetap digunakan.
- Dunia PEndidikan
- Lulus Tanpa Skripsi
- Lulus Tanpa Skripsi Bukanlah Hal Baru
- Mahasiswa S1 Tidak Wajib Buat Skripsi untuk Syarat Kelulusan
- Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim
- Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek)
- Nadiem Anwar Makarim
- Nadiem Makarim Putuskan Mahasiswa Tidak Perlu Lagi Bikin Skripsi untuk Lulus
- News
- Universitas Diponegoro (Undip)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan