Menariknya, vaksin cacar monyet yang digunakan sama dengan vaksin cacar air dan disediakan secara gratis.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu, menyampaikan, “Kami juga menerapkan pelaporan secara real time melalui aplikasi New All Record (NAR) yang sebelumnya digunakan selama pandemi Covid-19 dan kami telah menyampaikan laporan kepada WHO.”
Prioritas Vaksinasi Cacar Monyet
Kementerian Kesehatan telah mengagendakan vaksinasi awal untuk 500 orang dari kelompok berisiko di Jakarta pada akhir Oktober 2023.
Menurut informasi tertulis dari Kemenkes, 1.000 dosis vaksin telah disiapkan, dengan setiap orang mendapatkan dua dosis dengan jeda waktu empat minggu. Hingga saat ini, 157 dari target 495 orang kelompok berisiko sudah menerima vaksin.
Vaksinasi ini terutama ditujukan untuk kelompok LSL (lelaki seks lelaki) atau homoseksual serta mereka yang memiliki riwayat kontak seksual dalam dua minggu terakhir. Mulai dari 23 Oktober 2023, pemeriksaan sasaran telah dimulai.
Berdasarkan data yang ada, sebagian besar penderita cacar monyet adalah lelaki dengan orientasi homoseksual sebesar 86%, sementara sisanya adalah pria heteroseksual dan biseksual.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, sebelumnya telah menyatakan bahwa 98% kasus cacar monyet di dunia dialami oleh populasi homoseksual. Meskipun demikian, Tedros menekankan bahwa penyakit ini dapat menginfeksi siapapun.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan