“Anak-anak ini memakai medium yang ringan dan simple, jadi karya saya ini lebih ke kangen masa anak anak. Memang masa anak itu ada aturan juga tapi gak sebanyak dan seribet orang dewasa, misal bangun telat dimarahi ya udah. Tapi orang dewasa kerja jadi telat, dicari bos, dimarahi dipotong gaji, peringatan itu menjadi beban. Makanya saya pengen satu aspek berkarya sebebas itu,” jelasnya.
Sementara itu disampaikan Marketing Communications Manager de Braga by Artotel Juwita Agatari, bahwa sebenarnya pameran seni itu memang selalu dilakukan pihak hotel bahkan tahun sebelumnya satu dua bulan sekali berganti karya seni, kali ini Jajar wanci.
Dan untuk tahun ini tiga bulan sekali karena de Braga by Artotel mengusung konsep lifestyle dan art maka itu, pemeran ini bagian untuk mengapresiasi dari seniman-seniman lokal dari masing-masing kota.
“Jadi kalau misal di Jogja mereka mengambil seniman Jogja, di Bali pun seniman bali dan itu pun terlihat di kamar-kamar kita semua backdrop-nya lukisan kamar karya seniman lokal jadi semua bukan kita ngambil dari internet kemudian printing atau poster-poster biasa, tapi memang karya seni handcrafted entah itu digital atau gambar secara house,” jelasnya.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan