Prolite Tensi di Timur Tengah semakin meningkat setelah Israel meratakan distrik di Gaza Utara pada hari Jumat. Sebelumnya, warga diberi peringatan selama setengah jam untuk mengungsi.

Dalam serangan tersebut, gereja Ortodoks yang menjadi tempat perlindungan bagi warga sipil juga menjadi sasaran serangan. Seiring dengan perkembangan ini, Israel semakin jelas menunjukkan kemungkinan akan melakukan invasi ke Gaza.

Dilansir dari Reuters, Sekretaris Jenderal PBB mengunjungi perlintasan antara Jalur Gaza yang terkepung dan Mesir, menekankan bahwa bantuan kemanusiaan harus segera disalurkan melalui lintasan tersebut.

Menanggapi serangan-serangan sebelumnya oleh kelompok Hamas yang menguasai Gaza, Israel bersumpah untuk menghancurkan kelompok tersebut.

Roket ditembakkan Hamas dari Jalur Gaza – kompas

Hamas diketahui telah menyerbu beberapa kota dan pemukiman setelah berhasil menembus pagar penghalang Gaza pada 7 Oktober, mengakibatkan kematian sekitar 1.400 orang, sebagian besar adalah warga sipil.

Dalam konteks ini, Menteri Pertahanan, Yoav Gallant, memberi sinyal bahwa perintah untuk invasi dapat dikeluarkan dalam waktu dekat. Sementara itu, serangan udara Israel ke Gaza semakin intens.

Pihak Israel bahkan memberlakukan blokade total terhadap 2,3 juta penduduk Gaza, melarang pengiriman makanan, bahan bakar, dan pasokan medis.