Menyusul peristiwa-peristiwa tersebut, Israel memobilisasi puluhan ribu tentaranya di sekitar Gaza, dan warga Israel di wilayah perbatasan mulai dievakuasi.

Di tengah-tengah ketegangan yang meningkat, ribuan warga Palestina mencari perlindungan, dengan lebih dari 20.000 orang berlindung di sekolah-sekolah yang dikelola oleh PBB.

Terlepas dari bahaya, pejuang Hamas berhasil melarikan diri kembali ke Gaza dengan puluhan sandera, yang meliputi tentara dan warga sipil Israel. Ini menandai salah satu taktik baru yang dilakukan oleh Hamas dalam perang asimetrisnya dengan Israel.

Peningkatan kekerasan juga tampak di Tepi Barat, wilayah lain yang dikuasai Israel, yang menciptakan tekanan tambahan bagi Israel.

Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, dalam pernyataannya menekankan bahwa konflik tidak akan terbatas pada Gaza saja tetapi akan menyebar ke Tepi Barat dan Yerusalem.

Dia juga menyoroti isu sensitif seperti Masjid Al-Aqsa di Yerusalem dan pemblokiran berkepanjangan yang diberlakukan oleh Israel terhadap wilayah Palestina.

Menyikapi Eskalasi Ini, Komunitas Internasional Bergerak Cepat

Presiden AS, Joe Biden menyikapi eskalasi kekerasan – NET
Ananditha Nursyifa
Editor