Selain sampah, penataan PKL juga menjadi tantangan tersendiri. Penataan dilakukan tanpa relokasi dan tanpa kompensasi finansial namun tetap diterima oleh para pedagang.
“Kami berhasil menata sekitar 48 pedagang di salah satu titik tanpa konflik. Bahkan sebagian besar dari mereka membongkar lapaknya sendiri karena menyadari pentingnya penataan,” jelasnya.
Selain penanganan isu ketertiban, Kecamatan Bandung Kulon juga mendorong penguatan sektor ekonomi lokal. Sejumlah produk usaha kecil dan menengah seperti kerajinan, kain serta makanan olahan menjadi fokus pembinaan. Wilayah ini dinilai memiliki potensi ekonomi yang besar jika dikelola secara serius.
Ferry menambahkan, keberhasilan penanganan berbagai isu tersebut tidak lepas dari kolaborasi antara pemerintah kecamatan, warga dan pelaku usaha lokal. Ia berharap, Bandung Kulon dapat menjadi contoh bagi wilayah lain dalam menerapkan pendekatan kolaboratif dan solutif.
Tinggalkan Balasan