“Pertumbuhannya memang lambat, tapi itu sudah lumayan, karena sebelumnya hanya 13-15 orang,” terangnya.

Yang paling sulit dari mengembangkan bank sampah ini adalah karena kesadaran masyarakat yang masih kurang. Sehingga perlu dilakukan sosialisasi, agar masyarakat mau melakukan pemilahan sampah.

“Kita harus bisa melakukan sosialisasi, agar masyarakat merasakan manfaat dari pemilahan sampah,” tambahnya.

Namun sekarang, kata Nur Heni kesadaran masyarakat sudah tumbuh dengan baik. Terlebih setelah ada kabar bahwa TPA Sari Mukti bermasalah membuat masyarakat bingung membuang sampah.

” Sekarang sih masyarakat sudah bisa merasakan manfaat bank sampah, karena bisa membantu secara ekonomi. Mereka menabung dari penjualan sampah, sehingga dalam satu tahun bisa terkumpul uang hingga Rp1 juta. Biasanya tabungan itu baru diambil saat lebaran,” pungkasnya.