Program CSR ini kata Icha akan diteruskan sampai Desember. Bahkan bulan depan akan ada bazar sembako, dimana transaksinya dengan cara menukarkan sampah dengan sembako.

“Kita akan memperlihatkan bagaimana manfaat dari memilah sampah,” tambahnya.

Sementara itu, ketua Bank Sampah Nuri, Nur Heni mengatakan, Sejak dibentuk pada 2016 di RW 03, Kelurahan Sindanglaya, Kecamatan Mandalajati, hingga sudah ada 90 orang anggota.

“Pertumbuhannya memang lambat, tapi itu sudah lumayan, karena sebelumnya hanya 13-15 orang,” terangnya.

Yang paling sulit dari mengembangkan bank sampah ini adalah karena kesadaran masyarakat yang masih kurang. Sehingga perlu dilakukan sosialisasi, agar masyarakat mau melakukan pemilahan sampah.

“Kita harus bisa melakukan sosialisasi, agar masyarakat merasakan manfaat dari pemilahan sampah,” tambahnya.

Namun sekarang, kata Nur Heni kesadaran masyarakat sudah tumbuh dengan baik. Terlebih setelah ada kabar bahwa TPA Sari Mukti bermasalah membuat masyarakat bingung membuang sampah.