Rasa senang dari menyaksikan penderitaan orang lain sering kali hanya bersifat sementara. Kita mungkin merasa sedikit terhibur, tapi dalam jangka panjang, dendam hanya menyisakan rasa lelah dan sakit hati yang terus berulang.
Ketika kita fokus pada orang lain—terutama pada kejatuhan mereka—kita jadi terperangkap dalam lingkaran negatif. Bukannya sembuh, malah kita justru membuat proses healing jadi lebih lama. Kok bisa ya?
Banyak yang berpikir kalau menyaksikan orang yang menyakiti kita merasakan penderitaan serupa akan memberikan kepuasan. Namun, penelitian psikologi menunjukkan bahwa kebahagiaan semacam itu hanyalah ilusi.
Kepuasan yang didapat dari penderitaan orang lain hanya berlangsung singkat, dan setelah itu? Rasa sakit yang sama akan muncul kembali karena dendam tidak benar-benar menyembuhkan luka.
Perasaan negatif seperti dendam dan kebencian justru memperlambat proses penyembuhan diri. Alih-alih merasa lebih baik, kita terjebak dalam siklus emosi negatif.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan