“Ini akan dikembangkan seluruh satuan pendidikan,” imbuhnya.

Pihaknya pun akan melakukan maping, pasalnya kontruksi bangunan berbeda-beda terlebih dibuat di jaman masa penjajahan dulu atau sekitar tahun 45 -47.

Kontruksi tidak bisa melihat harus ahlinya ciptabintar selantai dua lantai SMP sudah banyak 50-60 tahun lalu.

“Harus kita amankan, kita tidak tahu bencana terjadi seperti apa, bagaimana komunikasinya. Simulasi ada beberapa sekolah sudah melakukan. Ini bukan muatan lokal tapi lebih ke insersi eskul, ” tuturnya.

Sehingga salah satu antisipasi harus dilakukan maping seperti apa kontruksi itu. Sehingga terdata bagaimana tata cara menghadapi bencana.

“Intinya nanti pertama buat surat edaran, lalu kita bekerjasama dengan Diskominfo agar dibuat sosialiasi dalam bentuk game developer agar anak tertarik. Kita minta membuat mitigasi bencana mega trust melalui game itu sehingga edukasinya terasa seperti game,” ungkapnya.