Metodenya ada yang melalui materi sosialisasi komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) lewat narasumber, ada pula dengan cara nonton bersama.
“Kita mengingatkan ke mereka, setiap remaja harus punya kemampuan untuk merencakan suatu keluarga. Hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan jika menjalin hubungan dengan lawan jenis. Kita juga mengedukasi anak usia dini dan SD. Bedanya, untuk usia ini kita ajarkan jangan sampai terjadi pelecehan seksual,” kata Nina.
Menurutnya, stigma dari orang tua juga menjadi faktor kurangnya edukasi seks di kalangan anak.
Banyak orang tua yang masih merasa hal tersebut tabu.
Sehingga, bukan hanya remajanya, tapi lingkungan sekitarnya juga harus diedukasi.
“Padahal edukasi seks itu bukan artinya bagaimana cara melakukan hubungan suami istri, bukan itu. Tapi, memahami alat reproduksi manusia, fungsinya, seperti apa dampak dari pergaulan bebas, itu yang kita fokuskan,” terangnya.
Tinggalkan Balasan