Jadi, orang yang mengalami alexithymia sebenarnya punya emosi, tapi mereka kesulitan untuk menyadari dan mengungkapkan emosi tersebut.
Misalnya, mereka bisa merasa marah atau sedih, tapi nggak bisa menggambarkan dengan jelas apa yang mereka rasakan.
Kadang, mereka lebih memilih untuk diam atau menyibukkan diri dengan hal-hal lain. Akibatnya, hubungan dengan orang lain jadi terasa “kering” atau kurang emosional.
Nah, supaya lebih paham, berikut ini beberapa ciri-ciri yang biasanya muncul pada orang yang mengalami alexithymia:
- Kesulitan Mengenali Emosi
Mereka susah banget untuk membedakan emosi yang sedang dirasakan. Apakah ini marah, sedih, atau cemas? Mereka sering bingung sendiri. - Sulit Mengekspresikan Emosi
Meskipun mereka merasakan sesuatu, mereka sering nggak bisa menyampaikannya dengan baik. Jadi, terkesan cuek atau dingin, padahal sebenarnya enggak. - Lebih Fokus pada Logika daripada Perasaan
Orang dengan alexithymia cenderung lebih fokus pada fakta dan hal-hal yang logis. Perasaan? Buat mereka, itu hal yang bikin pusing! - Kesulitan Mengerti Emosi Orang Lain
Selain kesulitan mengenali perasaan sendiri, mereka juga sulit memahami perasaan orang lain. Jadi, mereka mungkin terlihat nggak peka atau nggak peduli. - Interaksi Sosial yang Kaku
Karena sulit memahami emosi, mereka cenderung menjaga jarak atau jadi lebih pendiam dalam pergaulan.
Dampak Alexithymia pada Hubungan Interpersonal
Coba bayangin kalau kamu ada di hubungan, tapi pasanganmu nggak pernah bisa nunjukin apa yang dia rasain. Agak frustrasi, ya? Itulah yang sering dialami oleh orang yang punya hubungan dengan mereka yang mengalami alexithymia.
Sulitnya mengenali dan mengekspresikan emosi bikin hubungan jadi penuh miskomunikasi. Dalam hubungan romantis, misalnya, pasangan yang mengalami alexithymia sering dianggap dingin atau nggak peduli.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan