Prolite – Yuk Kenali Virtue Signaling dalam Pertemanan: Niat Tulus atau Cuma Pencitraan?

Pernah gak sih kamu dapet dukungan dari teman yang terdengar… kosong? Misalnya ketika kamu lagi ngalamin masa sulit, lalu mereka cuma kasih komentar, “Stay strong ya,” terus hilang begitu aja tanpa kabar atau aksi nyata.

Atau ketika ada isu sosial viral, dan temanmu update story penuh semangat, tapi sehari-harinya malah cuek dan gak peduli sama nilai-nilai yang mereka pamerkan?

Nah, itu bisa jadi contoh nyata dari virtue signaling. Istilah ini makin sering muncul di percakapan sehari-hari, terutama dalam konteks media sosial dan pertemanan.

Tapi apa sih sebenarnya virtue signaling itu? Dan kenapa ini penting banget buat kita pahami—apalagi dalam hubungan yang katanya “pertemanan sehat”?

Apa Itu Virtue Signaling?

Sederhananya, virtue signaling adalah saat seseorang menunjukkan kepedulian terhadap isu sosial, moral, atau nilai kebaikan tertentu bukan karena benar-benar peduli, tapi demi citra diri. Intinya, lebih peduli kelihatan baik daripada benar-benar berbuat baik.

Contoh paling umum? Story panjang tentang empati, tanpa satu pun langkah konkret. Atau orang yang langsung bilang, “Kamu bisa kok lewatin ini,” tapi habis itu gak pernah follow up atau hadir saat dibutuhkan.

Virtue signaling bisa terjadi di mana aja: media sosial, grup WhatsApp, bahkan dalam obrolan harian. Masalahnya bukan pada kata-katanya, tapi pada ketidakhadiran makna dan tindakan nyata di baliknya.

Tanda-Tanda Teman Kamu Virtue Signaling, Atau  Bisa Jadi Kamu Sendiri!

Kadang, virtue signaling gak langsung kentara. Tapi kalau kamu perhatikan, ada beberapa tanda umum yang bisa dikenali:

1. Sering Pamer Dukungan ke Isu Sosial, Tapi Tidak Konsisten dalam Tindakan

Misalnya, pas Hari Perempuan Internasional, tiba-tiba rajin repost konten feminisme. Tapi sehari-hari, masih suka ngejek cewek yang bersuara atau nge-bully teman sendiri.

2. Ucapan yang Terlalu Umum dan Tanpa Tindakan

“Semangat ya!” “Kamu kuat kok!” “Aku selalu di sini!” Tapi kenyataannya? Saat kamu curhat, malah di-read doang. Atau waktu kamu bener-bener butuh, mereka menghilang.

Ananditha Nursyifa
Editor