Literasi kritis berarti kita berani bertanya:

  • Siapa yang membuat informasi ini?
  • Apa motifnya?
  • Adakah bukti yang mendukung klaim tersebut?
  • Apakah ada bias yang memengaruhi penyajian informasinya?

Dengan literasi kritis, kita bisa menyusun opini pribadi yang berdasar fakta, bukan cuma ikut arus tren atau komentar netizen. Bahkan dalam konteks akademik, literasi kritis membuat siswa dan mahasiswa bisa menulis argumen yang kuat dan logis.

Menurut laporan UNESCO 2025, masyarakat yang memiliki literasi kritis tinggi lebih kebal terhadap misinformasi dan lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi publik yang sehat.

Kenapa Tiga Jenis Literasi Ini Penting di Dunia Modern?

Karena dunia digital saat ini nggak lagi hanya dipenuhi teks, tapi juga data, angka, grafik, dan opini visual. Kita digempur informasi dari berbagai arah — mulai dari berita politik, statistik ekonomi, sampai meme edukatif. Tanpa literasi data, visual, dan kritis, kita bisa jadi korban salah tafsir.

Ananditha Nursyifa
Editor