Menurut riset dari Data Literacy Project (2025), hanya 27% masyarakat global yang merasa percaya diri menafsirkan data dengan benar. Padahal, kemampuan ini penting banget buat banyak hal: dari membaca hasil survei publik, menilai efektivitas kebijakan, sampai memahami data keuangan pribadi.

Contohnya, kalau kamu lihat grafik tentang tingkat pengangguran, literasi data membantu kamu bertanya, “Sumbernya dari mana?”, “Metodenya apa?”, atau “Apakah angka ini sudah disesuaikan dengan populasi?”. Dengan begitu, kamu nggak gampang termakan angka tanpa konteks.

2. Literasi Visual: Nggak Semua Grafik Itu Jujur

Di media sosial, infografis dan visualisasi data sering banget muncul. Tapi tahu nggak? Banyak visual yang dibuat untuk menggiring opini, bukan memberi pemahaman. Nah, di sinilah literasi visual berperan: kemampuan membaca, menafsirkan, dan mengevaluasi makna dari visual data seperti grafik, diagram, atau infografis.

Ananditha Nursyifa
Editor