Menurutnya, beberapa anak-anak yang sebelumnya menjalani cuci darah di RSHS kini telah beralih ke metode melalui perut (dialisis peritoneal).

Metode tersebut memungkinkan mereka melakukan prosedur tersebut di rumah.

“Mereka hanya perlu datang ke rumah sakit sekali untuk mengambil cairan dan obat baru,” katanya.

Untuk kasus ginjal akut, yaitu gangguan ginjal yang terjadi secara tiba-tiba, dr. Ahmedz pun menyatakan bahwa jumlahnya tidak bertambah secara signifikan.

Setiap bulan, RSHS menerima sekitar 10-15 anak yang memerlukan hemodialisa.

Rizki Oktaviani
Editor