Sering kali orang yang punya pikiran untuk bunuh diri menunjukkan tanda-tanda tertentu, meski halus. Beberapa tanda yang perlu kita waspadai antara lain:
- Sering membicarakan tentang kematian atau merasa hidup tidak berarti.
- Menarik diri dari pergaulan, lebih banyak menyendiri.
- Perubahan drastis pada pola tidur atau makan.
- Memberikan barang-barang berharga kepada orang lain.
- Mengungkapkan perasaan putus asa atau merasa jadi beban.
Kalau kamu atau orang di sekitarmu menunjukkan tanda-tanda ini, jangan dianggap remeh. Itu bisa jadi sinyal minta tolong yang nggak terucapkan.
Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Kamu mungkin berpikir, “Aku bukan psikolog, jadi apa bisa membantu?” Jawabannya: bisa banget. Hal kecil yang kita lakukan bisa berdampak besar. Misalnya:
- Mendengarkan tanpa menghakimi. Kadang orang hanya butuh didengar.
- Menawarkan dukungan. Tanyakan kabar mereka, tunjukkan bahwa mereka tidak sendirian.
- Ajak bicara ke tenaga profesional. Jika memungkinkan, bantu hubungkan dengan psikolog atau konselor.
- Hapus stigma. Jangan melabeli orang yang struggling sebagai “lemah” atau “drama.”
Ingat, percakapan sederhana bisa menyelamatkan nyawa.
Peran Media Sosial
Di era digital, media sosial punya peran besar. Sayangnya, kadang justru jadi pemicu karena adanya perundungan, perbandingan hidup, atau berita hoaks. Tapi di sisi lain, medsos juga bisa jadi sarana berbagi cerita, menyebarkan informasi positif, dan membangun komunitas support system. Banyak organisasi kesehatan mental yang aktif kampanye di media sosial sepanjang September, jadi kamu bisa ikut menyuarakan pesan positif di sana.
Tinggalkan Balasan