Tujuannya simpel tapi penting: meningkatkan kesadaran, membuka ruang percakapan, dan memberikan edukasi tentang bagaimana kita bisa membantu mencegah bunuh diri.
Tema global tahun 2025 yang diangkat oleh International Association for Suicide Prevention (IASP) adalah “Changing the Narrative: Hope Through Action.” Artinya, kita diajak untuk mengubah cara pandang terhadap isu bunuh diri, bukan lagi sekadar angka atau berita, tapi sebuah ajakan nyata untuk memberikan harapan lewat aksi.
Fakta Penting Tentang Bunuh Diri
Menurut data WHO (2025):
- Setiap tahun, lebih dari 700.000 orang meninggal karena bunuh diri.
- Bunuh diri adalah penyebab kematian kedua terbesar pada usia 15–29 tahun.
- Lebih dari 77% kasus bunuh diri terjadi di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan (2025) mencatat tren peningkatan kasus bunuh diri pada kalangan remaja. Tekanan akademik, masalah keluarga, kesepian, hingga stigma soal kesehatan mental jadi faktor utamanya.
Bunuh diri biasanya tidak terjadi karena satu faktor saja, melainkan kombinasi dari banyak hal. Beberapa di antaranya:
- Masalah kesehatan mental seperti depresi, gangguan kecemasan, bipolar.
- Tekanan hidup: masalah ekonomi, akademik, atau pekerjaan.
- Kesepian dan isolasi sosial.
- Trauma atau kekerasan di masa lalu.
- Kurangnya akses dukungan baik dari keluarga, teman, maupun tenaga profesional.
Psikolog menekankan, orang yang berpikir untuk bunuh diri bukan ingin mati, tapi ingin mengakhiri rasa sakit yang mereka rasakan. Inilah kenapa empati dan pendampingan sangat penting.
Tinggalkan Balasan