“Saya mohon masyarakat juga mau berkorban, ini kan karena kedaruratan. Kakau tidak ada TPS terus maunya gimana, kita pikirkan bahwa tiada hari tanpa memikirkan sampah. Tapi kita juga minta bagaimana masyarakat sadar selesaikan sampah organik di lingkungannya masing-masing dan yang residu diambil pemulung,” imbuh Ema di Balai Kota, Kamis (7/9/2023).

Pemilihan TPSS tersebut kata Ema, sudah disosialisasika ke beberapa tokoh masyarakat dan lokasinya pun jauh dari perkampungan serta lahan milik Pemkot.

Lanjut Ema saat ini sedang darurat sehingga jika tidak dibuang ke lokasi-lokasi tersebut bahaya. Sambil menunggu TPS pihaknya akan membeli 10 mesin pencacah sampah dan 2 loder.

Rizki Oktaviani
Editor