Namun, jika kebiasaan ini masih berlanjut hingga usia 5 tahun atau lebih, ada baiknya orang tua mulai mengambil langkah-langkah untuk membantu anak menghentikan kebiasaan tersebut.

Pada usia ini, anak sudah memasuki tahap perkembangan gigi permanen, sehingga mengisap jempol bisa mempengaruhi pertumbuhan gigi secara permanen.

Jika anak masih sangat bergantung pada thumbsucking hingga usia sekolah, penting untuk mempertimbangkan penyebab emosional atau faktor lain yang membuat mereka merasa perlu menenangkan diri melalui thumbsucking.

Tips untuk Orang Tua dalam Menghadapi Thumbsucking

Menghentikan kebiasaan mengisap jempol pada anak memang tidak bisa dilakukan secara paksa. Justru, cara yang terlalu keras bisa membuat anak merasa semakin cemas dan malah memperburuk kebiasaan tersebut.

Berikut beberapa tips yang bisa dicoba untuk membantu anak berhenti dari kebiasaan mengisap jempol:

  1. Berikan Pengalihan Positif
    Ketika melihat anak mengisap jempol, cobalah beri pengalihan positif, seperti memberinya mainan atau boneka yang bisa ia peluk. Hal ini bisa membantu anak mencari rasa nyaman dari sumber lain selain thumbsucking.
  2. Beri Dukungan dan Pujian
    Ketika anak berhasil tidak mengisap jempol dalam jangka waktu tertentu, berikan pujian atau penghargaan kecil. Dengan begitu, anak akan merasa termotivasi untuk mencoba mengurangi kebiasaan tersebut.
  3. Jadikan Rutinitas yang Menenangkan Sebelum Tidur
    Banyak anak mengisap jempol saat mereka merasa lelah atau akan tidur. Cobalah ganti kebiasaan ini dengan rutinitas lain yang menenangkan, seperti membacakan cerita sebelum tidur atau mendengarkan musik yang lembut.
  4. Ajari Anak Mengenali dan Mengelola Emosi
    Anak yang mengisap jempol untuk menenangkan diri mungkin sedang belajar cara mengatasi emosinya. Membantu mereka mengenali perasaan mereka dan memberikan cara lain untuk menenangkan diri, seperti dengan bernapas dalam-dalam atau berbicara, bisa membantu mereka melepaskan ketergantungan pada thumbsucking.

Perlu diingat, mengisap jempol adalah kebiasaan yang sulit dihentikan secara instan. Jadi, sabar adalah kunci dalam proses ini.

Ananditha Nursyifa
Editor