“Karena kebiasaan suka makan pedas, kurang olahraga, pikiran banyak, memendam perasaan atau bertengkar dengan pasangan dengan orang tua timbullah penyakit-penyakit ini,” ujar master therapy gusmus raksa jasad Cepi Basuki Wijaya disela pengobatan.
Cepi menyampaikan pengobatan ini berawal dari komunitas yang bertujuan ingin menjadi manusia bermanfaat dan mengedukasi masyarakat terkait kesehatannya. Selain itu, juga mengajak pasien yang di-therapy agar bisa menjadi terapis sehingga minimal dia bisa mengobati keluarganya.
“Kami ini tidak menyembuhkan tetapi memberikan jalan untuk sembuh. Karena yang menyembuhkan itu Allah SWT. Obat yang kami berikan ini sudah BPOM sehingga bisa dipertanggungjawabkan dan kalau ada apa-apa kami yang kena,” ucapnya.
Masih kata Cepi, pengobatan Gusmus ini sudah diakui pemerintah sebagai budaya pengobatan tradisional tak benda. Pasalnya tradisi penyehat tradisional yang berasal dari kearifan lokal kerajaan Sumedang Larang. Tak heran untuk ahli terapisnya pun harus terlatih, berjenjang dan bersertifikat.
Tinggalkan Balasan