Awalnya, ajaran kelompok ini sangat religius, akan tetapi, Baiduri mulai merasakan adanya praktik yang menyimpang. Diantaranya seperti pernikahan paksa dan kewajiban untuk patuh sepenuhnya kepada pemimpin.
Selain Baiduri, Hambali yang merupakan putra Walid baru saja kembali dari Yaman menyadari adanya hal yang tidak beres. Hingga kemudian, Hambali dan Baiduri bekerja sama untuk mengungkap kebenaran dan melindungi anggota keluarga serta masyarakat dari pengaruh ajaran sesat.
Drama ini menyoroti perjuangan Baiduri dan Hambali dalam melawan ajaran sesat serta pentingnya berpikir kritis dalam beragama. Tidak hanya itu, film ini membawa pesan kuat tentang penyimpangan ajaran agama dan penuangan mempertahankan keimanan.
Karakter Baiduri menjadi simbol keberanian dalam melawan ketidakbenaran. Dan juga menunjukkan bahwa perempuan memiliki kekuatan untuk menghadapi tantangan.
Drama ini tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan kritik sosial terhadap fenomena sekte keagamaan yang dapat menyesatkan pengikutnya. Menariknya, selama kurang lebih sebulan, dalam aplikasi VIU, film ini telah menduduki posisi puncak di Indonesia dan Malaysia.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan