Prolite – Sibling Rivalry dalam Perspektif Psikologi: Mengapa Saudara Kandung Bersaing?
Pernahkah kamu merasa adik atau kakakmu lebih disayang orang tua? Atau mungkin merasa harus bersaing untuk mendapatkan perhatian dari orang tua? Jangan khawatir, kamu bukan satu-satunya!
Konflik antar saudara kandung, yang dikenal dengan sebutan sibling rivalry, adalah hal yang sangat biasa terjadi dalam keluarga. Tapi, tahukah kamu kalau ada banyak hal psikologis yang berperan dalam persaingan ini? Yuk, kita bahas lebih dalam!
Apa Itu Sibling Rivalry?
Siblling rivalry adalah persaingan yang terjadi antara saudara kandung, baik kakak maupun adik. Persaingan ini sering kali melibatkan perasaan cemburu, iri hati, dan rasa kompetisi untuk mendapatkan perhatian, kasih sayang, atau bahkan sumber daya dari orang tua.
Semua anak ingin merasa diakui dan diterima oleh orang tuanya, dan kadang, persaingan antar saudara menjadi cara mereka untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Aspek Psikologis dalam Sibling Rivalry
Kebutuhan untuk Diakui
Setiap anak memiliki kebutuhan mendalam untuk diakui. Ini adalah bagian dari proses tumbuh kembang, di mana anak-anak berusaha menunjukkan eksistensinya kepada orang tua.
Dalam sibling rivalry, anak-anak merasa perlu untuk bersaing agar bisa mendapatkan perhatian lebih, baik itu berupa pujian, kasih sayang, atau bahkan hadiah.
Ketika orang tua terlihat lebih fokus pada salah satu anak, yang lain bisa merasa cemburu dan terpicu untuk berkompetisi.
Dampak Positif dan Negatif
Sama seperti hubungan manusia lainnya, sibling rivalry bisa membawa dampak positif dan negatif, tergantung bagaimana situasi tersebut dikelola.
Positif:
Jika persaingan ini dikelola dengan baik, bisa menjadi stimulasi bagi anak-anak untuk mengembangkan kemampuan sosial dan interpersonal. Misalnya, mereka belajar berbagi, bernegosiasi, dan bahkan bekerja sama dalam beberapa hal.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan