Iip mengaku selama jualan disana setiap hari menyiapkan 2 kuintal daging sapi. Sate dibandrol dengan harga Rp 20.000 per 10 tusuk sedang untuk nasi timbel dengan harga Rp 3.000.
“Saya belum jualan sendiri, sekarang masih bantu-bantu bapak saja,” kata Iip.
Lanjut dia, jualan di kolong jembatan terbagi dua shift dari pukul 07.00 WIB sampai 17-.00 WIB dan 17.00 WIB – 03.00 WIB.
Masih kata Iip, berjualan sate di kolong jembatan diperbolehkan oleh pemerintah Kabupaten Purwakarta dengan syarat menjaga ketertiban, keamanan, dan kebersihan.
“Ia kalau di week end rame banget, yang beli dari mana-mana, ada warga ada juga orang luar,” ucap Iip sembari melayani pembeli.
Salah seorang pengunjung sate kolong asal Bekasi, Iwan Kurnia mengatakan, dia dan keluarga cukup sering datang ke sana.
“Kalau Kebetulan lewat Purwakarta, saya dan keluarga selalu mampir ke sini (sate kolong,red),” kata Iwan.
Iwan mengaku punya sensasi tersendiri ketika makanan sate di kolong jembatan tol. Hal ini jarang didapatkan di tempat lain.
“Kalau di tempat lain, sudah biasa. Makan di warung atau restoran, kalau di kolong jembatan begini lebih asik,” katanya.
Tinggalkan Balasan