“Ya untuk saat ini kita tingkatkan program Kang Pisman yang sudah berjalan. Kita ubah tempat penampungan sampah jadi tempat pengolahan sampah. Jadi sampah diolah bukan ditampung. Kalau ini kita laksanakan di seluruh TPS, bisa mengurangi sampah yang dikirim ke TPA,” paparnya.
Pengolahan sampah bisa dilakukan dengan komposting sampah organik. Hasil kompos bisa menjadi pupuk untuk tanaman. Lalu, bisa juga dengan melakukan magotisasi.
“Sampah organik diolah jadi bubur organik untuk pakan maggot. Setelah 14 hari, maggot bisa dipanen dan dijadikan pakan ternak,” ungkapnya.
Selanjutnya, pengolahan sampah bisa dengan biogester. Sampah bisa diubah menjadi listrik. Tak hanya itu, salah satu solusinya pun bisa dengan mengubah sampah jadi refuse-derived fuel (RDF).
“Bahan-bahan substitusi dari batu bara bisa dipakai industri tekstil dan semen. Memang kalau bicara kuantitas masih kecil. Kalau kita konsistenkan ini bisa jadi salah satu solusinya,” imbuhnya.(rls/kai)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan