Setelah akad, resepsi pernikahan dijadwalkan mulai pukul 19.00 hingga 22.30 WIB di Kawasan Pendopo Garut.
Sebelumnya mereka berdua hanya berniat melangsung pernikahan secara sederhana di Kantor Urusan Agama (KUA), namun rencana sederhana tersebut berubah karena permintaan orang tua.
Permintaan orang tua yang menginginkan momen bahagia pernikahan sang anak sebagai ajang berdampak positif bagi masyarakat.
Maka dari itu perubahan konsep yang akan digelar di KUA dengan sederhana menjadi pesta rakyat dengan kearifan lokal Garut.
Banyak mantan tim kampanye dan simpatisan yang harus diakomodasi. Namun begitu, ia dan keluarga berusaha menyusun acara pernikahan yang tetap memiliki dampak sosial dan ekonomi bagi warga Garut.
“Kami pastikan produk unggulan Garut digunakan. Misalnya, dekorasi kami dominan menggunakan bambu dari Selaawi. Itu kami kolaborasikan dengan seniman bambu lokal, meski tetap dipandu dekorator utama dari Jakarta,” jelas Putri.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan