image_pdfimage_print

Ketidakseragaman ini membuat muzakki kesulitan membandingkan kinerja antar lembaga zakat. Bagaimana masyarakat bisa menilai profesionalitas OPZ jika format dan kualitas laporan berbeda-beda? Hal ini membingungkan publik dan menghambat terciptanya standar tata kelola zakat yang terpercaya dan seragam di tingkat nasional.

Minimnya Laporan Berbasis Dampak Zakat

Zakat tidak hanya berbicara tentang berapa besar dana dihimpun dan disalurkan, tetapi sejauh mana dana tersebut menciptakan perubahan. Sayangnya, banyak OPZ masih menilai kinerjanya sebatas angka nominal, bukan dampak sosial. Pelaporan berbasis dampak (impact reporting) masih sangat terbatas, padahal pemerintah menempatkan dampak penanggulangan kemiskinan sebagai salah satu agenda prioritas nasional.

Sebagai amil, saya melihat langsung bagaimana program pemberdayaan mampu mengubah kehidupan mustahik secara nyata. Namun cerita-cerita perubahan ini sering tidak muncul dalam laporan tahunan. Publik hanya melihat angka penyaluran tanpa mengetahui dampaknya. Padahal muzakki ingin mengetahui, “Apa perubahan yang dihasilkan dari zakat saya?” Ketika laporan tidak menjawab pertanyaan itu, kepercayaan pun menurun. Karena itu, perlu lebih banyak ruang publik seperti expo program agar masyarakat mengetahui dampak zakat secara jelas.

Teknologi Digital Kebutuhan Mendesak yang Belum Terpenuhi OPZ

Di era digital saat ini, publik sudah terbiasa dengan transparansi real-time. Platform keuangan dan fintech dapat menunjukkan transaksi dalam hitungan detik. Namun banyak lembaga zakat masih mengandalkan laporan manual yang diperbarui setahun sekali. Hal ini membuat masyarakat merasa bahwa transparansi OPZ tertinggal jauh dari standar digital yang sudah berkembang di sektor lain.