Sebenernya, konsep ini muncul dari interpretasi karya Plato tentang cinta yang lebih “ideal” atau “spiritual” daripada sekadar fisik. Jadi, bisa dibilang, platonik relationship itu adalah bentuk cinta yang fokus pada ikatan emosional dan intelektual.
Ciri-Ciri Platonik Relationship
Biar kamu makin paham, berikut ini beberapa ciri-ciri utama dari platonik relationship:
- Komunikasi yang Jujur dan Terbuka Tanpa Harapan Romansa
Dalam hubungan platonik, nggak ada agenda tersembunyi. Kamu bisa ngobrol apa aja tanpa takut di-“baper”-in. Komunikasi yang terbuka ini jadi fondasi hubungan yang kuat. - Adanya Kepercayaan Mendalam dan Dukungan Emosional
Platonik relationship sering kali terasa seperti “rumah.” Kamu bisa merasa aman, nyaman, dan didukung sepenuhnya tanpa ada ekspektasi lebih. - Tidak Ada Kecemburuan atau Tuntutan Berlebihan
Karena nggak ada unsur romantis, hubungan ini biasanya lebih bebas dari drama kecemburuan. Kamu nggak perlu khawatir soal “siapa dia chatting-an” atau “kenapa nggak balas cepat.” - Fokus pada Pertumbuhan Pribadi
Salah satu hal keren dari hubungan platonik adalah fokusnya pada saling mendukung untuk jadi versi terbaik diri masing-masing. Ini bener-bener tentang “kamu dan aku berkembang bersama,” bukan “kita sebagai pasangan.”
Platonik Relationship vs Romantis: Apa yang Membuat Keduanya Berbeda?
Tentu aja, platonik relationship berbeda banget sama hubungan romantis. Kalau hubungan romantis biasanya melibatkan ketertarikan fisik dan komitmen sebagai pasangan, hubungan platonik lebih bebas dari tekanan tersebut.
Di hubungan romantis, kamu mungkin punya ekspektasi tertentu, seperti kencan, perhatian khusus, atau bahkan rencana masa depan bersama. Tapi di hubungan platonik, semua itu nggak ada.
Hubungan ini lebih fokus pada bagaimana kamu bisa saling mendukung secara emosional dan intelektual tanpa adanya “label” atau tekanan sosial.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan