Dalam perbandingan yang mengkhawatirkan, di Jakarta, satu buku hanya tersedia untuk 90 orang, sementara di luar Jakarta, satu buku harus dibagi oleh 15 ribu orang.

Padahal, standar UNESCO menyarankan bahwa satu buku seharusnya dapat diakses oleh tiga orang.

Melalui PWF, Syarif berharap dapat mendorong generasi muda, khususnya, untuk menciptakan karya tulis, termasuk yang mempromosikan kearifan lokal.

Dengan cara ini juga, diharapkan akan ada peningkatan signifikan dalam jumlah bahan bacaan yang tersedia untuk masyarakat.

“Kami ingin menanamkan budaya membaca kepada masyarakat. Kami sedang melakukan segala upaya untuk meningkatkan tingkat literasi di Indonesia,” ujar Syarif.

Upaya seperti PWF memiliki potensi besar untuk merangsang minat membaca dan menumbuhkan minat menulis di kalangan masyarakat, yang pada gilirannya akan memperkaya sumber daya literatur Indonesia dan meningkatkan tingkat literasi secara keseluruhan.

Menulis, Mengukir Peradaban

Tema Perpusnas Writers Festival 2023 – Humas Kota Bandung
Ananditha Nursyifa
Editor