Tak hanya menulis untuk dirinya sendiri, Ditha juga menularkan semangat literasi kepada para siswanya. Ia mengajak murid-murid di SMP Tutwuri Handayani untuk menulis buku harian (diary) sebagai sarana mengenali perasaan dan emosi mereka. Kegiatan sederhana namun bermakna ini bukan hanya melatih kemampuan menulis, tetapi juga menjadi media konseling yang membantu siswa memahami diri sendiri dengan lebih baik.

“Penghargaan ini saya persembahkan untuk kedua orang tua dan nenek saya yang tercinta, serta almarhum kakek saya yang telah menginspirasi saya untuk menjadi penulis,” ujarnya dengan penuh rasa haru.
“Saya berharap perjalanan literasi ini dapat tumbuh lebih luas, bukan hanya sebatas menulis artikel dan membaca buku, namun juga menghadirkan karya yang mampu menginspirasi dan menguatkan pembacanya.” pungkasnya.



Tinggalkan Balasan