Menurut pernyataan resmi di situs mereka, kelompok ini percaya bahwa minimnya visibilitas warga Palestina di media populer memperparah stigma dan diskriminasi.
Dan kita tahu, diskriminasi di dunia digital sering banget merembet ke kehidupan nyata, terutama di tengah situasi sulit di Gaza dan meningkatnya tekanan di Tepi Barat.
Inspirasi dari Budaya dan Seni Palestina
Koalisi ini terinspirasi oleh karya-karya intelektual dan seniman Palestina seperti Edward Said, Mahmoud Darwish, Hiam Abbas, hingga Rasheed Abueideh, seorang game developer asal Gaza yang pernah merilis Liyla and the Shadows of War (2016), sebuah game emosional tentang konflik di Gaza.
Melalui pendekatan seperti ini, Palestinian Voices in Games ingin lahirkan generasi baru kreator Palestina yang bisa membawa cerita-cerita mereka ke audiens global.
Saat ini, ada empat proyek game yang lagi didampingi: Dreams on a Pillow, Being 2, RiYafa, dan Pomegranates. Menariknya, mereka juga buka peluang bagi pengembang independen Palestina buat mengajukan karya, baik yang masih berupa konsep, maupun sudah hampir selesai, untuk dapat bimbingan atau dukungan pendanaan.
Tinggalkan Balasan