ProliteOversharing vs Vulnerability: Kapan Berbagi Cerita Pribadi Jadi Terlalu Berlebihan?

Di era digital ini, berbagi cerita pribadi rasanya udah jadi bagian dari keseharian kita. Baik itu curhat di story, posting pengalaman hidup di feed, atau bahkan nge-tweet tentang perasaan terdalam.

Tapi, pernah nggak kamu bertanya-tanya, kapan cerita yang kita bagi itu masih dalam batas wajar, dan kapan udah masuk kategori “oversharing”?

Nggak sedikit lho, orang yang bingung membedakan antara menunjukkan vulnerability yang sehat dan oversharing yang justru bisa berdampak negatif, baik buat diri sendiri maupun orang lain.

Nah, di artikel ini, kita bakal bahas lebih dalam soal perbedaan keduanya, serta gimana caranya kita bisa tetap berbagi tanpa merasa ‘terlalu terbuka’. Let’s dive in!

Apa Itu Vulnerability yang Sehat?

Vulnerability atau kerentanan adalah ketika kita terbuka untuk menunjukkan sisi lemah atau perasaan terdalam kita kepada orang lain. Tapi, ini nggak sembarang terbuka, ya!

Berbagi dengan kerentanan yang sehat berarti kita memilih momen dan orang yang tepat untuk berbagi hal-hal yang lebih pribadi.

Misalnya, curhat tentang perasaan kecewa sama sahabat dekat yang memang sudah kita percaya, atau berbagi pengalaman hidup yang berharga untuk menginspirasi orang lain.

Kerentanan ini menunjukkan kalau kita punya keberanian untuk jadi diri sendiri, bahkan dengan segala kekurangan yang kita miliki. Ini juga bisa memperkuat hubungan karena ada rasa saling percaya dan pengertian.

Ananditha Nursyifa
Editor