Menurut Hendra, jumlah awal makanan yang disiapkan mencapai 5.000 paket, yang menyebabkan antrean panjang di luar pendopo.

“Ekspose dibatasi jumlah pengunjung yang boleh masuk, tetapi masyarakat yang datang dari luar jauh lebih banyak. Dorongan dari luar sangat deras hingga terjadi desak-desakan,” jelasnya.

Akibat kondisi sempit akses masuk, terjadi ‘bottle neck’ yang memperparah situasi hingga berujung korban yang mengalami sesak napas, terinjak, bahkan pingsan.

Tragedi itu menewaskan tiga korban yaitu Vania Aprilia (8 tahun), Dewi Jubaeda (61 tahun), dan Bripka Cecep Saeful Bahri (39 tahun), anggota Polres Garut yang turut mengamankan acara. Selain itu, 26 warga lainnya mendapatkan perawatan serius di rumah sakit akibat karya desak-desakan.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pihak yang diperiksa dalam kasus ini karena penyelidikan masih difokuskan pada pengumpulan bukti di lokasi. Kapolda bersama jajaran terus berkomitmen menyelidiki insiden dengan transparan dan menyeluruh demi kejelasan penyebab tragedi dan pertanggungjawaban pihak terkait.

Rizki Oktaviani
Editor