Sebuah studi dari Harvard Medical School (2025) menunjukkan bahwa mahasiswa yang rutin mendengarkan musik klasik 30 menit sehari selama dua minggu mengalami penurunan tingkat kecemasan hingga 35%.
Bahkan beberapa rumah sakit dan universitas mulai menerapkan program Music Therapy Corners — ruangan kecil tempat mahasiswa bisa istirahat sambil mendengarkan musik klasik atau instrumental lembut untuk menenangkan pikiran.
Jadi, kalau kamu lagi panik karena deadline atau overthinking soal tugas kuliah, coba pasang lagu klasik dulu sebelum lanjut kerja. Siapa tahu stresmu berkurang tanpa perlu drama.
Tips Praktis: Pilih Musik & Waktu yang Tepat
Nggak semua musik jenis ini punya efek yang sama, lho. Kalau tujuannya buat relaksasi atau fokus, pilih karya dengan tempo lambat, harmoni lembut, dan dominasi instrumen string atau piano.
Beberapa rekomendasi yang bisa kamu coba:
- Untuk relaksasi malam: Clair de Lune (Debussy), Nocturne Op.9 No.2 (Chopin)
- Untuk fokus belajar/kerja: The Four Seasons (Spring) (Vivaldi), Eine Kleine Nachtmusik (Mozart)
- Untuk tidur nyenyak: Gymnopédie No.1 (Erik Satie), Canon in D (Pachelbel)
Waktu terbaik mendengarkan musik klasik adalah malam sebelum tidur, saat bekerja, atau di pagi hari untuk memulai hari dengan tenang. Hindari mendengarkan dengan volume terlalu tinggi — cukup biarkan musiknya mengalun lembut di latar.
Saat Musik Jadi Terapi Jiwa
Musik klasik bukan cuma soal gaya atau selera seni, tapi juga bisa jadi bagian penting dari rutinitas kesehatan mental dan fisik. Dari menenangkan saraf, menurunkan stres, sampai meningkatkan fokus, efeknya nyata dan terbukti secara ilmiah.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan