Beberapa fakta penting tentang BED:

  • Episode binge-eating terjadi setidaknya sekali seminggu selama tiga bulan.
  • Jumlah makanan yang dikonsumsi jauh lebih banyak dari yang biasanya dimakan orang lain dalam situasi yang sama.
  • Tidak disertai perilaku “mengimbangi,” seperti muntah atau olahraga berlebihan (ini yang membedakannya dari bulimia).

BED bukan sekadar soal “hobi makan” atau “kurang disiplin.” Ini adalah gangguan psikologis yang membutuhkan perhatian khusus.

Faktor Penyebab Binge-Eating Disorder

makan

Kenapa seseorang bisa mengalami BED? Ternyata, ada banyak faktor yang berperan, mulai dari genetik hingga gaya hidup. Berikut penjelasannya:

1. Faktor Genetik

Ada penelitian yang menunjukkan bahwa genetik berkontribusi terhadap risiko BED. Kalau ada riwayat obesitas atau gangguan makan di keluarga, kemungkinan mengalami BED bisa lebih tinggi.

2. Faktor Metabolisme

Gangguan metabolisme tertentu juga bisa memengaruhi cara tubuh memproses makanan, yang akhirnya memicu episode binge-eating.

3. Sel Lemak (Fat Cells)

Tingkat lemak tubuh yang tinggi bisa memengaruhi hormon yang mengatur rasa lapar dan kenyang, seperti leptin. Ketidakseimbangan hormon ini dapat menyebabkan kebiasaan makan berlebihan.

4. Gaya Hidup (Lifestyle)

Kebiasaan makan yang buruk, stres, atau kurang tidur bisa memicu episode binge-eating. Selain itu, pola makan yang terlalu ketat atau diet ekstrem juga bisa jadi pemicu, karena tubuh merasa “balas dendam” setelah kekurangan asupan.

5. Faktor Sosioekonomi

Tekanan ekonomi, kurangnya akses ke makanan sehat, atau lingkungan sosial yang kurang mendukung juga dapat memengaruhi pola makan seseorang.

Ciri-Ciri Utama Binge-Eating Disorder

makan

BED punya tanda-tanda khas yang bisa membedakannya dari overeating biasa, seperti:

  • Kehilangan kontrol saat makan: Merasa nggak bisa berhenti meskipun udah kenyang.
  • Makan dengan sangat cepat: Bahkan kadang tanpa menikmati makanan itu sendiri.
  • Makan meski nggak lapar: Cuma karena ada dorongan emosional.
  • Merasa bersalah atau malu setelah makan: Ini yang bikin penderita BED sering menarik diri dari lingkungan sosial.

BED vs Overeating Biasa vs Bulimia: Apa Bedanya?

Suka bingung bedain antara BED, overeating biasa, dan bulimia? Berikut penjelasannya:

Aspek Binge-Eating Disorder (BED) Overeating Biasa Bulimia
Frekuensi Setidaknya 1x/minggu selama 3 bulan Sesekali Berulang, biasanya disertai kompensasi (muntah).
Kontrol Kehilangan kontrol Masih bisa mengendalikan Kehilangan kontrol
Emosi Setelahnya Bersalah, malu, atau stres Tidak ada efek emosional besar Bersalah, sering ada perasaan jijik pada diri sendiri.
Perilaku Tambahan Tidak ada kompensasi Tidak ada Olahraga berlebihan atau muntah

Kenapa BED Harus Diatasi?

Kalau dibiarkan, BED bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental, seperti:

  • Obesitas: Akibat konsumsi kalori berlebihan.
  • Gangguan emosional: Depresi, kecemasan, atau harga diri rendah.
  • Masalah kesehatan: Seperti diabetes, tekanan darah tinggi, atau gangguan jantung.

Binge-eating disorder bukan hal yang bisa dianggap sepele. Kalau kamu merasa mengalami gejala BED, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional kesehatan atau konselor. Ingat, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik.

Ananditha Nursyifa
Editor