“Kita difasilitasi ikut bazar, fasilitas bantuan permodalan. Kebetulan selain bawang goreng saya juga bikin bakery dan bantuan barang berupa oven gas sebelumnya pelatihan di Pegadaian. Dari situ berkembang,” jelasnya.
Sebelum mendapat bantuan diakui Ida produksi masih sedikit karena alat terbatas tapi setelah ada bantuan produkai semakin banyak.
“Alhamdulilah omzer 5 sampai 7 juta, sekarang saya ikut tabungan emas, cicilan emas, dan masih suka juga gadai emas,” tutur warga Cigadung Cibeunying Kolot 1 itu.
Hal sama juga dirasakan Nila. Awalnya Nila menjadi binaan Dinas KUKM lalu terjaring oleh Pegadaian untuk mendapat bantuan oven melalui program PKBL (Program Kemitraan dan Bantuan Lingkungan).
“Sebelum dan sesudah terasa sekali. Alhamdulilah omzet meningkat karena dengan adanya alat produksi ketersediaan barang jadi ada. Bahkan sampai sekarang Pegadaian pesan snack box ke saya,” ucapnya.
Menurut Nila, Pegadaian tidak hanya memberi bantuan lalu ditinggal begitu saja tapi para pelaku UMKM ini dikawal terus hingga dibeli produknya.
“Tidak hanya untuk di Kota Bandung tapi juga lintas kota misal ke Jakarta. Saya dapat pinjaman Pegadaian Rp 15 Juta waktu itu lalu bayar dicicil, pokoknya plusnya itu disini kita dikawal. Sampai sekarang kalau ada acara selalu dipanggil didampingi,” ujarnya.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan