Lagu dengan ritme stabil dan nada mayor (seperti pop ringan, akustik, atau instrumental upbeat) bisa membantu otak berpindah dari mode “malas” ke mode “aktif”.
Jadi, sebelum buka laptop atau berangkat kuliah, coba dengarkan playlist semangat pagi kamu selama 10 menit — dijamin lebih siap menghadapi hari!
Efek Fisiologis Musik: Menyentuh Jantung dan Pernapasan
Selain pengaruh psikologis, musik juga punya efek fisiologis yang nyata. Tempo lagu yang lambat (60–80 beat per minute) bisa membantu menstabilkan detak jantung dan memperlancar pernapasan.
Musik dengan instrumen piano atau gitar akustik, misalnya, bisa memicu aktivasi saraf vagus yang berperan dalam relaksasi dan keseimbangan emosi.
Sebaliknya, musik dengan tempo sedikit lebih cepat, seperti jazz ringan atau pop santai, bisa meningkatkan kewaspadaan dan membuat tubuh terasa lebih bertenaga.
Karena itu, banyak pakar menyarankan mendengarkan musik sesuai kebutuhan: jika kamu butuh menenangkan diri, pilih musik lembut; tapi kalau butuh energi, pilih lagu dengan ritme cerah.
Musik & Kreativitas: Bangunkan Otakmu dengan Nada
Musik bukan cuma bikin semangat, tapi juga bisa mengaktifkan bagian otak yang bertanggung jawab atas kreativitas dan pemecahan masalah. Saat kamu mendengarkan musik yang kamu sukai, otak mengeluarkan gelombang alfa — kondisi yang sering muncul saat seseorang sedang santai tapi fokus.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan